Sabtu, 04 Juli 2015

PROFIL MADRASAH NAHDLATUSSSALAM

I. Sejarah Berdirinya
Madrasah Nahdlatussalam didirikan pada bulan Syawal tahun 1365 Hijriah, atau bertepatan dengan bulan September 1946 Masehi. Ibarat manusia, Madrasah yang terletak di desa Anjir Serapat Tengah KM 11, kecamatan Kapuas Timur, kabupaten Kapus, Kalimantan Tengah tersebut sudah cukup tua. 
Berawal dari keinginan masyarakat untuk mendidik anak-anak mereka, beberapa ulama dan tokoh masyarakat pada waktu itu berkumpul, diantaranya: K.H. Abdul Karim, K.H. Abdurrahman, Guru. H. Dahri, H. Ahmad , K.H. Anang Sayuti, K.H. Abdurrasyid, H. Ahmad Zaini dan Guru H. Abdul Tsani, mereka semua berinisiatif mendirikan sekolah yang berorientasi mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan. Dari jasa mereka semua, berdirilah Madrasah yang kemudian hari lebih dikenal dengan Madrasah Nahdlatussalam. 
Madrasah Nahdlatussalam pada awalnya di dirikan di atas tanah wakaf dari guru H.Dahri. Dalam perkembangannya kemudian, H. Ahmad juga banyak mewakafkan tanah untuk lokasi pembangunan Madrasah tersebut. Adapun dana pembangunannya berasal dari sumbangan masyarakat (swadaya masyarakat). Pada awal dibangunannya, Madrasah Nahdlatussalam hanya terdiri dari 3 lokal dengan ukuran 7x8 m setiap lokal.
Pada tahun pertama beroperasi, jumlah siswa yang mendaftar sekitar 20 orang. Adapun muatan mata pelajaran yang diajarkan 75 % agama, seperti tauhid, fikih, akhlak, hadis dan pelajaran yang berhubungan dengan ilmu-ilmu agama lainnya, yang menggunakan kitab-kitab Arab berbahasa Melayu. Siswa-siswa juga diberikan mata pelajaran umum, seperti Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris. 
Guru-guru yang mengajar pada masa awal beroperasinya Madrasah Nahdlatussalam , diantaranya : K.H. Abdul Karim, K.H. Anang Sayuti, K.H. Ahmad Asy’ari dan guru H. Abdul Tsani. 
Sejak didirikan sampai sekarang, Madrasah Nahdlatussalam mengalami empat kali kali perubahan nama. Pada awalnya, nama Madrasah ini adalah “Ikatan Madrasah Indonesia” (IMI). Nama ini diberikan berdasarkan peraturan pemerintah pusat saat itu. Kemudian pada tahun 1951 diganti lagi dengan nama “Persatuan Madrasah Islam Indonesia” (PMII), nama tersebut mengacu dengan madrasah khusus Nahdlatul Ulama (NU). Kemudian dirubah lagi namanya, menjadi “Madrasah Wajib Belajar 9 tahun” (MWB 9 tahun), dengan tambahan “Sekolah Menengah Islam Pertama” (SMIP), selama 3 tahun. SMIP inilah yang merupakan benih berdirinya Madrasah Tsanawiyah. Pada tahun 1975, berdasarkan musyawarah antara K.H. Nurdin, K.H. Abdurrasyid, K.H. Marjuni dan K.H. Anang Sayuti serta H. Ahmad, disepakati mengganti lagi Madrasah dengan nama “Madrasah Nahdlatussalam”. Nama inilah yang tetap bertahan hingga sekarang. Simbol yang digunakan adalah bola dunia dan bintang Sembilan, mirip dengan lambang organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Nampaknya hal tersebut melambangkan bahwa Madrasah Nahdlatussalam merupakan sekolah yang ‘bermazhab’ dan berfaham NU dan berkaitan erat dengan tradisi kaum sarungan tersebut. 
II. Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatussalam
Madrasah Nahdlatussalam berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatussalam yang khusus bergerak dalam bidang pendidikan, dari tingkat Taman Kanak-Kanak (Raudhah al-Athfal) sampai tingkat sekolah menengah atas (‘Aliyah), serta pendidikan khusus agama (takhassus diniyyah) atau yang lebih populer dengan sebutan “Pesantren”. 
Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatussalam sudah mengalami beberapa pergantian kepemimpinan, diantara orang-orang yang pernah memimpin yayasan tersebut adalah:
1. K.H. Abdul Karim (1948-1954)
2. K.H. Anang Sayuti (1955-1957)
3. H. Ahmad (1957-1972)
4. K.H. Ahmad Zaini (1972-1980)
5. H. Harun (1980-1993)
6. Guru M. Syarkawi (1993-2003) 
7. Guru H.Suryani ( 2003-2007)
8. H. Saifuddin ( 2007- sekarang)

1. H. AHMAD (1899-1979)
2. K.H. ABDUL KARIM 
3. K.H. ABDURRASYID (1923-1998)
4. K.H. ANANG SAYUTI (…….-2003)
5. K.H. MUHAMMAD ARIFIN (1922-2004) Guru
6. K.H. M. SYARKAWI, SK (1939-2005) guru
7. KH. ABDUL WAHHAB 
8. K.H. RIDWAN
9. DLL
10. ......
11. .....
12. .....